DEFINISI ETNOGRAFI,KERANGKA KEBUDAYAAN (CULTURAL UNIVERSAL )







Ditulis untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Etnografi

Disusun Oleh

RINDRA SULISTIYONO (K8409054)
P.IPS PENDIDIKAN SOSIOLOGI ANTROPOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2010

A.    Pengertian Etnografi
Pengertian etnografi tidak bisa dilepaskan dari disiplin ilmu yang ada di belakangnya yaitu antropologi. Antropologi diartikan dengan sebuah ilmu yang mempelajari tentang manusia dilihat dari sudut pandang kebudaannya (berasal dari dua kata yakni Anthropos dan logos). Dengan demikian antropologi mempelajari tingkah laku manusia, baik itu manusia jaman dahulu maupun manusia modern. Baik itu manusia di dalam masyarakat sederhana maupun dalam masyarakat kompleks. Antropologi adalah sebuah disiplin ilmu yang mempelajari tentang kebudayaan. Seorang antropolog melakukan riset di suatu daerah tertentu untuk kemudian menuliskannya dalam laporan ilmiah yang disebut dengan etnografi.
Secara etimologis etnografi berasal dari dua kata yakni etnos (yang berarti bangsa-bangsa) dan graphein (yang  berarti pelukisan atau penggambaran). Dengan demikian etnografi biasa diterjemahkan sebagai sebuah lukisan atau penggambaran tentang bangsa-bangsa. Sangat masuk akal kemudian apabila banyak orang kemudian mengasumsikan bahwa antropologi adalah belajar melulu tentang masyarakat primitif karena etnografi awal yang dihasilkan adalah etnografi yang dibuat oleh bangsa-bangsa Eropa yang berlayar ke Asia dan Afrika, memotret masyarakat yang dikunjunginya dan menulisnya dengan perspektif Eropa. Hasilnya tentu saja adalah sebuah gambaran tentang masyarakat Asia atau Afrika yang sangat jauh dari teknologi, tidak berpakaian, hitam, keriting dan berbagai label yang mengindikasika bahwa masyarakat yang didatangi adalah masyarakat primitif.
Sebenarnya ada banyak definisi tentang etnografi namun yang paling mudah dimengerti adalah tulisan dari The Encyclopaedia of Cultural Anthropologi terbitan Universitas Yale yang menyebutkan bahwa etnografi adalah “a writing about custom, or more generally, the description of cultures based on firsthand observation and participation in fieldwork” (Durrenberger, 1996:416). Kalimat di atas kurang lebih berarti bahwa etnografi adalah sebuah penulisan tentang adat istiadat, atau secara umum deskripsi tentang sebuah kebudayaan yang berdasarkan atas observasi yang diperoleh secara langsung oleh si peneliti dan partisipasinya dalam sebuah penelitian lapangan.

B.     Kerangka Etnografi
Prinsip Cultural Universal  dianut oleh disiplin Antropologi ketika menjelaskan persoalan kebudayaan manusia. Sejatinya tulisan etnografi adalah mendeskripsikan bagaimana kebudayaan suatu masyarakat yang diteliti sehingga pola-pola kehidupannya bisa dipahami. Bahan mengenai kesatuan kebudayaan suku bangsa di suatu komunitas dari suatu daerah geografi ekologi, atau di suatu wilayah administratif tertentu yang menjadi pokok deskripsi sebuah buku etnografi, biasanya dibagi ke dalam bab-bab tentang unsur-unsur kebudayaan menurut suatu tata urut yang sudah baku. Susunan tata urut itu kita sebut saja “kerangka etnografi ”.
Cultural Universal adalah tujuh unsur kebudayaan yang biasa digunakan oleh seorang antropolog ketika menjelaskan kebudayaan manusia. Dalam sebuah etnografi biasanya ahli antropologi menggunakan tujuh unsur kebudayaan sebagai pedoman dalam menjelaskan kebudayaan manusia. Untuk memerinci unsur-unsur bagian dari suatu kebudayaan, dipakai daftar sebagai berikut yakni (1) sistem bahasa, (2) sistem teknologi, (3) sistem ekonomi, (4) sistem organisasi sosial, (5) sistem pengetahuan, (6) kesenian, (7) sistem religi. Unsur-unsur inilah yang biasanya dideskripsikan oleh seorang antropolog tentang sebuah masyarakat tertentu menjadi tulisan etnografinya.
Meringkas kembali apa yang terurai diatas , maka sebuah karangan mengenai kebudayaan suatu suku bangsa yang disusun menurut kerangka etnografi akan terdiri bab-bab seperti yang tedaftar dibawah ini.sedangkan  tiap bab terdiri atas bagian – bagian khusus yang akan diuraikan secara mendalam dalam sub – sub bab dibawah ini .
1.      Lokasi , lingkungan alam dan Demografi.
Dalam menguraikan lokasi  atau tempat tinggal dan penyebaran suku bangsa yang menjadi pokok diskripsi etnografi perlu dijelaskan cirri – cirri geografinya ,yaitu iklim ,sifat daerah, suhu dan curah hujannya . sedangkan suatu hal yang perlu juga adalah keterangan mengenai cirri – cirri flora dan fauna didaerah yang bersangkutan.
2)      Asal mula dan sejarah suku bangsa .
Sebuah etnografi ada baiknya juga dilengkapi dengan keterangan mengenai asal mula dan sejarah suku bangsa yang menjadi pokok diskripsinya . keterangan I mengenai asal mula suku bangsa yang bersangkutan biasanya harus dicari dengan mempergunakan tulisan para ahli prehistoris yang pernah melakukan penggalian dan analisa benda benda kebudayaan prehistori yang mereka temukan didaerah sekitar lokasi penelitian ahli antropologi tadi .
3)      Bahasa
Bahasa atau pelambangan manusia yang lisan maupun yang tertulis untuk berkomunikasi satu dengan yang lain ,dalam sebuah karangan etnografi , memberi diskripsi tentang ciri – cirri  terpenting dari bahasa yang diucapkan oleh suku bangsa yang bersangkutan , beserta variasi – variasi dari bahasa itu .
4)      System Teknologi
Teknologi atau cara – cara memproduksi ,memakai dan memelihara segala peralatan hidup dari suku bangsa dalam karangan etnografi ,cukup membatasi diri terhadap teknologi yang tradisional yaitu teknologi dari peralatan hidupnya yang tidak atau hanya secara terbatas dipengarui oleh teknologi yang berasal dari kebudayaan ero-amerika atau kebudayaan “ barat “.
5)      Sistem mata pencarian
Perhatian para ahli antropologi terhadap berbagai macam system mata pencarian atau system ekonomi hanya terbatas kepada system – system yang bersifat tradisional saja ,terutama dalam rangka perhatian mereka terhadap kebudayaan suatu suku bangsa secara holistik. Berbagai system tersebut adalah (1) berburu dan meramu (2) beternak (3) bercocok tanam diladang (4) menangkap ikan (5) bercocok tanam menetap dengan irigasi .
6)      Organisasi Sosial
Dalam kehidupan bermasyarakat diorganisasi atau diatur oleh adat istiadat dan aturan – aturan mengenai berbagai macam kesatuan didalam lingkungan mana ia hidup dan bergaul dari hari ke hari.
           

7)      Sistem Pengetahuan
Dalam suatu etnografi biasanya ada berbagai bahan keterangan mengenai system pengetahuan dalam kebudayaan suku bangsa yang bersangkutan . bahan itu biasanya yang meliputi pengetahuan mengenai teknologi ,seringkali juga ada mengenai pengetahuan yang menyolok dan dianggap aneh oleh pengarangnya . seperti kepandaian suku bangsa negrito didaerah sungai konggo diafrika tengah untuk mengolah dan memasak bisa panah yang mujarab .
8)      Sistem Religi
Sejak lama , ketika ilmu antropologi belum ada dan hanya merupankan suatu himpunan  tulisan mengenai adapt istiadat yang aneh – aneh dari suku – suku bangsa luar eropa , religi telah menjadi suatu pokok penting dalam buku para pengarang tulisan – tulisan etnografi mengenai suku – suku bangsa itu . kemudian ,waktu bahan etnografi tersebut digunakan secara luas oleh dunia ilmiah ,perhatian terhadap upacara keagamaan itu sangat besar . sebenarnya ada 2 hal yang menyebabkan perhatian besar itu ,yaitu :
·               Upacara keagamaan dalam kebudayaan suatu suku bangsa biasanya merupakan unsure kebudayaan yang tampak paling lahir.
·               Bahan etnografi mengenal upacara keagamaan diperlukan untuk menyusun teori – teori asal mula religi.
9)      Kesenian
Perhatian terhadap kesenian , atau segala ekspresi hasrat manusia akan keindahan , dalam kebudayaan suku – suku bangsa diluar eropa , mula – mula bersifat diskriptif. Para pengarang etnografi masa akhir abad kee–19 dan permulaan abad ke-20 dalam karangan – karangan mereka sering memuat suatu diskripsi mengenai benda benda hasil seni .antara lain seni rupa , seni musik , seni tari dan drama.




  1. Contoh kasus , suatu suku bangsa dengan cultural universalnya.
 Suku Bugis
            ( Sumber :www.wikipedia.com )
Ø      Lokasi , lingkungan alam dan Demografi
Suku Bugis merupakan penduduk asli Sulawesi Selatan. Di samping suku asli, orang-orang Melayu dan Minangkabau yang merantau dari Sumatera ke Sulawesi sejak abad ke-15 sebagai tenaga administrasi dan pedagang di kerajaan Gowa, juga dikategorikan sebagai orang Bugis. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2000, populasi orang Bugis sebanyak 6 juta jiwa. Kini suku Bugis menyebar pula di propinsi Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Papua, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, bahkan hingga manca negara. Bugis merupakan salah satu suku yang taat dalam mengamalkan ajaran Islam.
Ø      Asal mula dan sejarah suku bangsa .
Bugis adalah suku yang tergolong ke dalam suku-suku Deutero Melayu. Masuk ke Nusantara setelah gelombang migrasi pertama dari daratan Asia tepatnya Yunan.Kata "Bugis" berasal dari kata To Ugi, yang berarti orang Bugis. Penamaan "ugi" merujuk pada raja pertama kerajaan Cina yang terdapat di Pammana, Kabupaten Wajo saat ini, yaitu La Sattumpugi. Ketika rakyat La Sattumpugi menamakan dirinya, maka mereka merujuk pada raja mereka. Mereka menjuluki dirinya sebagai To Ugi atau orang-orang atau pengikut dari La Sattumpugi. La Sattumpugi adalah ayah dari We Cudai dan bersaudara dengan Batara Lattu, ayahanda dari Sawerigading. Sawerigading sendiri adalah suami dari We Cudai dan melahirkan beberapa anak termasuk La Galigo yang membuat karya sastra terbesar di dunia dengan jumlah kurang lebih 9000 halaman folio. Sawerigading Opunna Ware (Yang dipertuan di Ware) adalah kisah yang tertuang dalam karya sastra I La Galigo dalam tradisi masyarakat Bugis. Kisah Sawerigading juga dikenal dalam tradisi masyarakat Luwuk, Kaili, Gorontalo dan beberapa tradisi lain di Sulawesi seperti Buton.Dalam perkembangannya, komunitas ini berkembang dan membentuk beberapa kerajaan. Masyarakat ini kemudian mengembangkan kebudayaan, bahasa, aksara, dan pemerintahan mereka sendiri. Beberapa kerajaan Bugis klasik antara lain Luwu, Bone, Wajo, Soppeng, Suppa, Sawitto, Sidenreng dan Rappang. Meski tersebar dan membentuk suku Bugis, tapi proses pernikahan menyebabkan adanya pertalian darah dengan Makassar dan Mandar. Saat ini orang Bugis tersebar dalam beberapa Kabupaten yaitu Luwu, Bone, Wajo, Soppeng, Sidrap, Pinrang, Sinjai, Barru. Daerah peralihan antara Bugis dengan Makassar adalah Bulukumba, Sinjai, Maros, Pangkajene Kepulauan. Daerah peralihan Bugis dengan Mandar adalah Kabupaten Polmas dan Pinrang. Kerajaan Luwu adalah kerajaan yang dianggap tertua bersama kerajaan Cina (yang kelak menjadi Pammana), Mario (kelak menjadi bagian Soppeng) dan Siang (daerah di Pangkajene Kepulauan).,
Ø      Bahasa
Bahasa yang digunakan oleh orang bugis adalah Bugis, Indonesia, dan Melayu
Ø      System Teknologi  , Sistem Pengetahuan Dan Mata Pencarian
Karena masyarakat Bugis tersebar di dataran rendah yang subur dan pesisir, maka kebanyakan dari masyarakat Bugis hidup sebagai petani dan nelayan. transportasiKarena wilayayahnya merupakan dataran Rendah dan pesisir , maka tenologi yang berkembang disana adalah pelayaran kapal dan perahu (sarana menangkap ikan , perdagangan dan Mata pencaharian lain yang birokrasi pemerintahan dan menekuni bidang pendidikan.
Ø      Organisasi Sosial
   Para raja-raja di Nusantara bersepakat membubarkan kerajaan mereka dan melebur dalam wadah NKRI. Pada tahun 1950-1960an, Indonesia khususnya Sulawesi Selatan disibukkan dengan pemberontakan. Pemberontakan ini mengakibatkan banyak orang Bugis meninggalkan kampung halamannya. Pada zaman Orde Baru, budaya periferi seperti budaya di Sulawesi benar-benar dipinggirkan sehingga semakin terkikis. Sekarang generasi muda Bugis-Makassar adalah generasi yang lebih banyak mengkonsumsi budaya material sebagai akibat modernisasi, kehilangan jati diri akibat pendidikan pola Orde Baru yang meminggirkan budaya mereka. Seiring dengan arus reformasi, munculah wacana pemekaran. Daerah Mandar membentuk propinsi baru yaitu Sulawesi Barat. Kabupaten Luwu terpecah tiga daerah tingkat dua. Sementara banyak kecamatan dan desa/kelurahan juga dimekarkan. Namun sayangnya tanah tidak bertambah luas, malah semakin sempit akibat bertambahnya populasi dan transmigrasi. Konflik antara kerajaan Bugis dan Makassar serta konflik sesama kerajaan Bugis pada abad ke-16, 17, 18 dan 19, menyebabkan tidak tenangnya daerah Sulawesi Selatan. Hal ini menyebabkan banyaknya orang Bugis bermigrasi terutama di daerah pesisir. Selain itu budaya merantau juga didorong oleh keinginan akan kemerdekaan. Kebahagiaan dalam tradisi Bugis hanya dapat diraih melalui kemerdekaan.
Ø      Sistem Religi
      Agama yang dianut oleh orang suku bugis adalah islam . Pada awal abad ke-17, datang penyiar agama Islam dari Minangkabau atas perintah Sultan Iskandar Muda dari Aceh. Mereka adalah Abdul Makmur (Datuk ri Bandang) yang mengislamkan Gowa dan Tallo, Suleiman (Datuk Patimang) menyebarkan Islam di Luwu, dan Nurdin Ariyani (Datuk ri Tiro) yang menyiarkan Islam di Bulukumba.
Ø      Kesenian
      Tradisi masyarakat Luwuk, Kaili, Gorontalo dan Buton.


» Thanks for reading: DEFINISI ETNOGRAFI,KERANGKA KEBUDAYAAN (CULTURAL UNIVERSAL )

Related Posts

Sinau Sosiologi (Belajar Sosiologi) Updated at: 8:57:00 PM

0 komentar :

Post a Comment