Home
»
Posts filed under
makalah
1. Latar Belakang masalah
Manusia adalah makhluk social yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup, manusia selalau berinteraksi dengan sesama serta dengan lingkungan. Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok besar maupun dalam kelompok kecil.
Hidup dalam kelompok tentulah tidak mudah. Untuk menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis anggota kelompok haruslah saling menghormati & menghargai. Keteraturan hidup perlu selalu dijaga. Hidup yang teratur adalah impian setiap insan. Menciptakan & menjaga kehidupan yang harmonis adalah tugas manusia.
Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi disebanding makhluk Tuhan lainnya. Manusia di anugerahi kemampuan untuk berpikir, kemampuan untuk memilah & memilih mana yang baik & mana yang buruk. Dengan kelebihan itulah manusia seharusnya mampu mengelola lingkungan dengan baik.
Tidak hanya lingkungan yang perlu dikelola dengan baik, kehidupan social manusiapun perlu dikelola dengan baik. Untuk itulah dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berjiwa pemimpin, paling tidak untuk memimpin dirinya sendiri.
Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok & lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah yang relatif pelik & sulit. Disinilah dituntut kearifan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah dapat terselesaikan dengan baik.
2. Rumusan Masalah
Ø Bagaimana hakikat menjadi seorang pemimpin dalam organisasi tersebut?
Ø Bagaimana pemimpin dalam organisasi tersebut mengambil keputusan yang bijak dan melayani ?
Ø Bagaimanakah Model kepemimpinan yang diterapkankan dalam organisasi tersebut ?
Ø Bagaimanakah gaya kepemimpinan yang diterapkankan dalam organisasi tersebut ?
Ø Bagaimanakah bentuk kepemimpinan yang diterapkankan dalam organisasi tersebut ?
3. Tujuan
Memenuhi tugas mata kuliah psikologi social tentang kepemimpinan
ü Mengetahui hakikat menjadi seorang pemimpin dalam suatu organisasi
ü Mengetahui Model kepemimpinan yang diterapkankan organisasi tersebut
ü Mengetahui gaya kepemimpinan yang diterapkankan organisasi tersebut
ü Mengetahui bentuk kepemimpinan yang diterapkankan organisasi tersebut
ü Mengetahui langkah – langkah pemimpin dalam mengambil keputusan yang bijak dalam organisasi tersebut
BAB II . TEORI
A . METODE PENULISAN
Dari banyak metode yang penulis ketahui, penulis menggunakan metode kepustakaan. Pada zaman modern ini metode kepustakaan tidak hanya berarti pergi ke perpustakaan tapi dapat pula dilakukan dengan pergi ke warung internet (warnet). Penulis menggunakan metode ini sebagai sarana pendukung karena jauh lebih praktis, efektif, efisien, serta sangat mudah untuk mencari bahan dan data – data tentang topik ataupun materi yang penulis gunakan untuk karya tulis ini.
B. RUANG LINGKUP
Mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan yang penulis miliki maka ruang lingkup karya tulis ini terbatas pada pembahasan mengenai pengertian , hakikat ,gaya ,bentuk dan model kepemimpinan
C. PEMILIHAN SUBYEK OBSERVASI
1. Populasi
Populasi dalam observasi ini adalah hal yang menjadi sumber pengambilan sampel yang memenuhi syarat yang berkaitan dengan masalah observasi . Dalam observasi ini populasinya adalah semua remaja yang menjadi anggota organisasi karang taruna sebanyak 27 orang .
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang diambil dan dipergunakan untuk observasi yang sifat dan karakteristiknya mewakili sebagai subyek observasi . Jumlah sampel pada observasi ini adalah 5 orang ( Menggunakan penarikan sampel secara kuota ) dengan obyek observasinya adalah sebagai pengurus inti karang taruna yang terdiri atas ,ketua , wakil, sekretaris ,koordinator dan bendahara.
D. Pendekatan Dalam Observasi
Dalam observasi ini menggunakan pendekatan kualitatif .
E. Pengumpulan Data
Dalam survey ini data menggunakan metode pengumpulan data berupa wawancara bebas terpimpin.
F. TEORI YANG DIGUNAKAN
1. Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory )
Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan organisasi, antara lain :
Ø Kecerdasan
Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai kecerdasan yang tinggi di atas kecerdasan rata – rata dari pengikutnya akan mempunyai kesempatan berhasil yang lebih tinggi pula. Karena pemimpin pada umumnya memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengikutnya.
Ø Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial
Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan internal maupun eksternal, seorang pemimpin yang berhasil mempunyai emosi yang matang dan stabil. Hal ini membuat pemimpin tidak mudah panik dan goyah dalam mempertahankan pendirian yang diyakini kebenarannya.
Ø Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi
Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang tinggi serta dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang kuat ini kemudian tercermin pada kinerja yang optimal, efektif dan efisien.
Ø Sikap Hubungan Kemanusiaan
Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para pengikutnya mampu berpihak kepadanya
- Teori Kewibawaan Pemimpin
Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan, sebab dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku orang lain baik secara perorangan maupun kelompok sehingga orang tersebut bersedia untuk melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpin.
- Teori Gaya Kepemimpinan
Ø Authoritorian ( otoriter )
Kepemimpinan seperti ini menggunakan metode pendekatan kekuasaan dalam mencapai keputusan dan pengembangan strukturnya. Kekuasaan sangat dominan digunakan. Memusatkan kekuasaan dan pengambilan keputusan bagi dirinya sendiri, dan menata situasi kerja yang rumit bagi pegawai sehingga mau melakukan apa saja yang diperintahkan. Kepemimpinan ini pada umumnya negatif, yang berdasarkan atas ancaman dan hukuman. Meskipun demikian, ada juga beberapa manfaatnya antaranya memungkinkan pengambilan keputusan dengan cepat serta memungkinkan pendayagunaan pegawai yang kurang kompeten.
Ø Democratic ( demokratis )
Ditandai adanya suatu struktur yang pengembangannya menggunakan pendekatan pengambilan keputusan yang kooperatif. Di bawah kepemimpinan pemimpin yang demokrasis cenderung bermoral tinggi dapat bekerjasama, mengutamakan mutu kerja dan dapat mengarahkan diri sendiri.
Ø Laissez Faire
Pemimpin memberikan kekuasaan penuh terhadap bawahan, struktur organisasi bersifat longgar dan pemimpin bersifat pasif. Yaitu Pemimpin menghindari kuasa dan tanggung – jawab, kemudian menggantungkannya kepada kelompok baik dalam menetapkan tujuan dan menanggulangi masalahnya sendiri.
4. Teori Bentuk Kepemimpinan
Ø Kepemimpinan kharismatik
Ditandai dengan penampilan seorang tokoh yang memiliki kharisma ,yang memberi pesona kepada masyarakat , sehingga masyarakat mengakuinya sebaga pemimpin
Ø Kepemimpinan tradisional
Ditandai dengan penampilan seorang tokoh yang didasarkan pada ikatan primordial , seperti ikatan keluarga , kedaerahan ,agama dan kesukuan .
Ø Kepemimpinan rasional
Ditandai dengan penampilan seorang tokoh yang didasarkan pada kemampuan dan kecakapan yang dimiliki.
BAB III. IMPLIKASI
PEMBAHASAN
Dalam kehidupan sehari – hari, baik di lingkungan keluarga, organisasi, perusahaan sampai dengan pemerintahan sering kita dengar sebutan pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan. Ketiga kata tersebut memang memiliki hubungan yang berkaitan satu dengan lainnya.
Dari wawancara dengan pengurus organisasi karang taruna dapat Diperoleh informasi sebagai berikut :
- HAKIKAT SEORANG PEMIMPIN
Pertanyaan wawancara : bagaimanakah pemimpin menurut anda ?
Respon jawaban :
Beberapa berpandapat tentang Pemimpin, beberapa diantaranya :
a) Menurut Ketua dan Wakil Karang Taruna , Pemimpin itu adalah orang yang mempunyai sifat Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani
Penjelasan:
v Ing Ngarsa Sung Tuladha : Pemimpin harus mampu dengan sifat dan perbuatannya menjadikan dirinya pola anutan dan ikutan bagi orang – orang yang dipimpinnya.
v Ing Madya Mangun Karsa : Pemimpin harus mampu membangkitkan semangat berswakarsa dan berkreasi pada orang – orang yang dibimbingnya.
v Tut Wuri Handayani : Pemimpin harus mampu mendorong orang – orang yang diasuhnya berani berjalan di depan dan sanggup bertanggung jawab.
b) Menurut sekretaris , Pemimpin adalah seseorang dengan wewenang kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan sebagian dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan.
c) Menurut bendahara dan koordinator , pemimpin adalah seseorang yang menduduki suatu posisi manajemen atau seseorang yang melakukan suatu pekerjaan memimpin · ·
Dari begitu banyak definisi mengenai pemimpin, dapat penulis simpulkan bahwa : Pemimpin adalah orang yang mendapat amanah serta memiliki sifat, sikap, dan gaya yang baik untuk mengurus atau mengatur orang lain.
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Sedangkan kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan pap yang diinginkan pihak lainnya. Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhi dan menggerakkan orang – orang sedemikian rupa untuk memperoleh kepatuhan, kepercayaan, respek, dan kerjasama secara royal untuk menyelesaikan tugas – (Field Manual 22-100.)
Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan apa yang diinginkan pihak lainnya. Ketiga kata yaitu pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan yang dijelaskan sebelumnya tersebut memiliki keterikatan yang tak dapat dipisahkan. Karena untuk menjadi pemimpin bukan hanya berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi banyak faktor. Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat – sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan.
Fungsi pemimpin dalam suatu organisasi tidak dapat dibantah merupakan sesuatu fungsi yang sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang bersangkutan. Pada dasarnya fungsi kepemimpinan memiliki 2 aspek yaitu :
- Fungsi administrasi, yakni mengadakan formulasi kebijaksanakan administrasi dan menyediakan fasilitasnya.
- Fungsi sebagai Top Mnajemen, yakni mengadakan planning, organizing, staffing, directing, commanding, controling, dsb.
B. PEMIMPIN YANG BIJAK DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN
Pertanyaan wawancara : bagaimanakah pemimpin dalam organisasi anda dalam mengambil keputusan agar dapat diterima semua anggota ?
Respon jawaban :
Dalam oganisasi kami setiap pengambilan keputusan pasti didahului dengan melakukan musyawarah bersama . Dalam musyawarah ini semua elemen karang taruna bisa mengajukan usul dan pendapat tentang topik yang dibicarakan . setiap anggota yang mengajukan pendapat harus memberi argumen yang kuat dan bertanggung jawab atas penyataannya . dengan berbagai pertimbangan dan alasan yang kuat pemimpin ( ketua karang taruna )akan mengambil keputusan yang didasarkan atas kesepakatan bersama . jika yang mengajukan usul lebih dari satu orang dan semuanya memiliki argumen yang sama kuatnya, maka seorang pemimpin mengadakan vooting untuk memilih pendapat mana yang akan diteriama dan diterapkan. ( sumber : ketua , wakil ,bendahara , skretaris ,koordinator ).
C. GAYA KEPEMIMPINAN
Pertanyaan wawancara : bagaimana tipe atau gaya kepemimpinan dalam organisasi anda ? otoriter , demokrasi ataukah bebas ?
Respon jawaban :
Democratic ( demokratis )
Karena semua pengambilan keputusan untuk mengadakan semua kegiatan dilakukan secara kooperatif dan didahului dengan musyawarah mufakat . dengan menerap kan sistem yang demokrasis seperti ini diharapkan smua elemen organisasi dapat bekerjasama, mengutamakan mutu kerja dan dapat mengarahkan diri sendiri dalam mencapai tujuan bersama. ( sumber : ketua , wakil ,bendahara , skretaris ,koordinator ).
- BENTUK KEPEMIMPINAN
Pertanyaan wawancara : bagaimana sistem dan dasar pemilihan seorang pemimpin ( ketua ) dalam organisasi anda ?
Respon jawaban :
Kepemimpinan kharismatik dan Kepemimpinan rasional
Dalam pememilihan pemimpin organisasi karang taruna, kami menetapkan beberapa kategori sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, antara lain :
1) Pemimpin harus berwibawa dan mempunyai kharisma agar dihormati oleh para anggotanya .
2) Pemimpin harus cerdas , Seorang pemimpin boleh berprestasi tinggi untuk dirinya sendiri, tetapi itu tidak memadai apabila ia tidak berhasil menumbuhkan dan mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para bawahannya. Berarti cerdas disini tidak hanya akademik tetapi juga cerdas dan cakap dalam kepemimpinannya.
3) Pemimpin melayani anspiratif dan bertanggung jawab ,sehingga anggota senantiasa mempunyai kepercayaan kuat terhadapnya .
( sumber : ketua , wakil ,bendahara , skretaris ,koordinator ).
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kata pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan memiliki keterikatan yang tak dapat dipisahkan. Karena untuk menjadi pemimpin bukan hanya berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi banyak faktor. Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat – sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan.
Dari pembahasan diatas dapat diperoleh data informasi organisasi karang taruna sebagai berikut :
v Nama organisasi : KARANG TARUNA JAGALAN
v Jenis organisasi : Non Formal
v Bentuk kepemimpinan : Kepemimpinan kharismatik dan rasional
v Gaya kepemimpinan : Democratic ( demokratis )
v System pengambilan keputusan :musyawarah mufakat dan voting
Rahasia utama kepemimpinan adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin bukan dari kekuasaanya, bukan kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya. Seorang pemimpin sejati selalu bekerja keras memperbaiki dirinya sebelum sibuk memperbaiki orang lain.
Pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir dari proses internal (leadership from the inside out).
B. SARAN
Sangat diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi manusia. Jiwa kepemimpinan itu perlu selalu dipupuk dan dikembangkan. Paling tidak untuk memimpin diri sendiri.
Jika saja Indonesia memiliki pemimpin yang sangat tangguh tentu akan menjadi luar biasa. Karena jatuh bangun kita tergantung pada pemimpin. Pemimpin memimpin, pengikut mengikuti. Jika pemimpin sudah tidak bisa memimpin dengan baik, cirinya adalah pengikut tidak mau lagi mengikuti. Oleh karena itu kualitas kita tergantung kualitas pemimpin kita. Makin kuat yang memimpin maka makin kuat pula yang dipimpin.
DAFTAR PUSTAKA
Gerungan, Dr. W.A. 2009. Psikologi Sosial. Bandung : Refika Aditama
Situs : www. Google.com search “ kepemimpinan” diakses tanggal 24 mei 2010
Situs : www. Wikipedia .com search “pemimpin dan kepemimpinan” diakses 24 mei 2010
KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI NON FORMAL KARANG TARUNA
Sinau Sosiologi (Belajar Sosiologi)
Updated at:
9:09:00 PM
TES
»
Sinau Sosiologi (Belajar Sosiologi)
A. Pengantar
Lembaga kemasyarakata merupakan terjemahan angsung dari istilah social-institution. Ada yang menggunaka pranata-social, tetapi social-institution menunjuk pada adanya unsur-unsur yang mengatur perilaku warga masyarakat. Koentjaraningrat mengatakan pranata sosial adalah suatau sistem tata kelakuan dan hubungan yang berpusat kepada aktivitas-aktivitas untuk memenuhi kompleks-kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat.
Norma-norma yang mengatur pergaulan hidup dengan tujuan untuk mencapai suatu tata tertib. Norma-norma tersebut apabila diwujudkan dalam hubungan antar manusia, dinamakan social-organization(organisasi sosial). Di dalam perkembangan selanjutnya, norma-norma tersebut berklompok-kelompok pada berbagai keperluan pokok kehidupan manusia.
Lembaga kemasyarakatan terdapat daam setiap masyarakat tanpa memperdulikan apakah masyarakat tersebut mempunyai taraf kebudayaan bersahaja atau modern karena setiap masyarakat tentu mempunyai kebutuhan-kebutuhan pokok apabia di keompok-kelompokkan, terhimpun menjadi lembaga kemasyarakatan. Untuk memberikan suatu batasan dapatah dikatakan bahwa lembaga kemasyrakatan merupakan himpunan norma-norma segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok di dalam kehidupan masyarakat. Wujud konkret lembaga kemasyrakatan tersebut adalah asosiasi.
Seperti Robert Mac Iver dan Charles H. Page mengartikan lembaga kemasyrakatan sebagai tata cara atau prosedur yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan anatar manusia yang berkelompok dalam suatu kelompok kemasyrakatan yang dinamakannya asosiasi.
Lembaga kemasyrakatan yang bertujuan memenuhi kebutuhan–kebutuhan pokok manusia pada dasarnya memepunyai beberapa fungsi, yaitu :
1. Pedoman bertingkah laku dalam menghadapi masaah dalam masyarakat, terutama menyangkut kebutuhan pokok.
2. Menjaga keutuhan masyarakat
3. Merupakan pedoman/mengadakan sistem pengendalian sosial di masyarakat.
Fungsi-fungsi tersebut menyatakan bahwa masyarakat yanag aka mempelajari kebudayaan dan masyarakat tertentu, maka harus memperhatikan secara teliti lembaga kemasyarakatannya.
B. Proses Pertumbuhan Lembaga Kemasyarakatan
- Norma-norma Masyarakat
Agar hubungan antar manusia dalam suatu masyarakat terlaksana seperti yang diharapkan , maka dirumuskan norma-norma masyarakat. Awalnya norma-norma tersebut terbentuk secara tidak sengaja. Namun, lama kelamaan norma-norma tersebut dibuat secara sadar. Norma-norma yang berada dalam masyarakat mempunyai kekuatan mengikat yang berbeda-beda,ada yang lemah dan ada yang terkuat daya ikatnya. Untuk dapat membedakan kekuatan mengikat norma-norma tersebut,secara sosiologis dibedakan menjadi :
- Cara (Usage)
Menunjuk pada suatu perbuatan. Norma ini mempunyai kekutan mengikat yang lemah dari pada kebiasaan.
- Kebiasaan (Folkways)
Menunjuk pada kegiatan yang diulang-ulang dalam bentuk yang sama. Norma ini mempunyai kekuatan mengikat yang lebih besar dari pada cara.
- Tata Kelakuan (Mores)
Merupakan kebiasaan yang dianggap sebagai cara berperilaku dan diterima norma-norma pengatur.
Tata kelakuan sangat penting , karena :
1) Memberikan batas-batas pada perilaku individu
2) Mengidentifikasi individu dengan kelompoknya.
3) Menjaga solidaritas antar anggota masyarakat
d. Adat-istiadat (Custom)
adalah tata kelakuan yang kekal serta kuat integrasinya dengan pola –pola perilaku masyarakat.
Norma-norma tersebut diatas, setelah mengalami suatu proses akan menjadi bagian tertentu dari lembaga kemasyarakatan. Proses tersebut dinamakan proses pelembagaan (institutionalization).
Suatu norma tertentu diaktakan sudah melembaga apabila norma tesebut :
a. Diketahui
b. Dipahami atau dimengerti
c. Ditaati, dan
d. Dihargai
Proses pelembagaan tidak berhenti begitu saja, akan tetapi berlangsung jauh hingga suatu norma kemasyarakatan tidak hanya menjadi institutionalized dalam masyarakat,tetapi menjadi internalized (mendarah daging).
Kadang-kadang dibedakan antara norma atau kaidah-kaidah yang mengatur pribadi manusia dan hubungan antar manusia.
- Sistem Pengendalian Sosial (Social Control)
Pengendalian sosial sering diartikan sebagai pengawasan. Namun, pengendalian sosial memiliki pengertian yang lebih luas, karena tercakup segala proses, baik yang direncanakan maupun tidak, yang bersifat mendidik, mengajak atau bahkan memaksa warga-warga masyarakat agar mematuhi kaidah-kaidah dan nilai sosial yang berlaku.
Pengendalian sosial bertujuan untuk mencapai keserasian antara stabilitas dengan perubahan-perubahan dalam masyarakat. Atau untuk mencapai keadaan damai melalui keserasian antara kepastian dengan keadilan/kesebandingan.
Pengendalian sosial bersifat :
a. Preventif, merupakan suatu usaha pencegahan.
b. Represif, bertujuan untuk mengembalikan keserasian yang pernah mengalami gangguan.
Proses pengendalian sosial dapat dilaksanakan dengan cara :
a. tanpa Kekerasan (persuasive)
b. Dengan paksaan (Coersive)
Teknik-teknik pengendalian sosial :
a. Compulsion, diciptakan situasi yang sedemikian rupa sehingga seseorang terpaksa taat atau mengubah sikapnya.
b. Pervasion, norma atau nilai yang ada diulang ulang penyampaiannya.
Wujud pengendalian sosial adalah pemidanaan,kompensasi, terapi atau konsiliasi.
Dengan adanya norma-norma tersebut, maka didalam setiap masyarakat diselenggarakan pengendalian sosial. Apabila perilaku manusia diatur oleh hokum tertulis atau perundang-undangan, maka diselenggarakan pengendalian sosial formal (formal social control). Apabila pengendalian sosial dilakukan dengan norma-norma lain(bukan hukum tertulis) atau upaya-upaya lain seperti pendidikan,agama dsb, maka diselenggarakan pengendalian sosial informal (informal social control).
D. Ciri – ciri Umum Lembaga Kemasyarakatan
Menurut Gillin dan Gellin sebagai berikut :
1) Suatu lembaga kemasyarakatan adalah suatu organisasi pola –pola pemikiran dan pola – pola perilaku yang terwujud melalui aktivitas - aktivitas kemasyarakatan dan hasil – hasilnya .
2) Suatu tingkat kekekalan tertentu merupakan cirri semua lembaga kemasyarakatan
3) Lebaga kemasyarakatan mempunyai satu atau beberapa tujuan tertentu .
4) Lembaga kemasyarakatan mempunyai alat – alat perlengkapan yang digunakan untuk mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan .
5) Lambing biasanya juga menjadi ciri khas lembaga social .
6) Suatu lembaga kemasyarakatn mempunyai tradisi tertulis dan tak tertulis .
Perkawinan juga bisa dikatakan sebagai suatu lembaga kemasyaraakatan ,
Perkawinan memiliki fungsi :
- Sebagai pengatur perilaku seksual manusia dalam pergaulan hidupnya .
- Sebagai pengatur pemberian hak dan kewajiban bagi suami , istri , dan anak – anaknya .
- Untuk memenuhi kebutuhan manusia akan kawan hidup karena secara naluriah manusia senantiasa berhasrat untuk hidup berkawan .
- Untuk memenuhi kebutuhan manusia akan benda materiil.
- Untuk memenuhi kebutuhan manusia akan prestise
- Untuk memelihara interaksi antar kelompok sosial.
E. CARA MEMPELAJARI LEMBAGA KEMASARAKATAN
Tiga golongan pendekatan (approach) terhadap masalah, yaitu :
1. Analisis secara historis, bertujuan meneliti sejarah timbul dan perkembangan suatu lembaga kemasyarakatan tertentu.
2. Analisis komparatif, bertujuan menelaah suatu lembaga kemasyarakatan tertentu dalam berbagai masyarakat berlainan ataupun berbagai lapisan sosial masyarakat tersebut.
3. Analisis fungsional. Lembaga-lembaga kemasyarakatan dapat pula diselidiki dengan jalan menganalisis hubungan antara lembaga-lembaga tersebut di dalam suatu masyarakat tertentu. Pendekatan ini yang lebih menekankan hubungan fungsionalnya, sering kali menggunakan analisis-analisis historis dan komparatif. Sesungguhnya suatu lembaga kemasyarakatan tidak mungkin hidup sendiri terlepas dari lembaga-lenbaga kemasyarakatan lainnya.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan, bahwa ketiga pendekatan tersebut bersifat saling melengkapi. Artinya, di dalam meneliti lembaga-lembaga kemasyarakatan, salah-satu pendekatan akan dipakai sebagai alat pokok, sedangkan yang lain bersifat sebagai tambahan untuk melengkapi kesempurnaan cara-cara penelitian.
“SOSIOLOGI SUATU PENGANTAR “ karya Soerjono Soekanto
Sinau Sosiologi (Belajar Sosiologi)
Updated at:
9:04:00 PM
TES
»
Sinau Sosiologi (Belajar Sosiologi)
1. Pengertian Motif
· Menurut Wiakel, 1996 (dalam DR. Nyanyu Khodijah, 2006), menyatakan Motif adalah pengerak dalam diri seseorang untuk melakukan kegiatan tertentu demi suaatu tujuan tertentu.
· Menurut Aswar (dalam DR. Nyanyu Khodkijah,2006) disebutkan, bahwa Motif adalah suatu keadaan, kebutuhan, atau dorongan dalam diri seseorang yang disadari atau tidak disadari yang membawa kepada terjadinya suatu perilaku.
Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa motif merupakan suatu dorongan dan kekuatan, yang berasal dari dalam diri seseorang baik yang disadari maupun yang tidak disadari unuk mencapai tujuan tertentu.
Motif merupakan salah satu aspek psikkis yang paling berpengaruh dalam tingkah laku individu. Motif diartikan sebagai suatu keadaan yang sangat kompleks dalam organisme (individu) yang mengarahkan perilakunya paada suatu tujuan, baik disadari atau tidak. Perilaku tersebut bertujuan untuk mendapatkan inseiatif, jadi dapat disimpulkan bahwa adanya keinginan diluar need dan drive untuk memperoleh sesuatu hal. Pengertian motif pun sangat beragam dari beberapa ahli yag membahas pokokmpersoalan ini.
Drives didasarkan adanya dorongan untuk pemenuhan kebutuhan dasar sedangkan need lebih sering digunakan pada keinginan – keinginan kebutuhan yang dianggap kurang dalam suatu kebutuhan – kebutuhan individu. Walaupun arti sebenarnya dapat di bedakan akan tetapi penggunaan need ,drives dan motif itu sendiri sering dikaburkan. Ketiganya merupakan satu kesatuan yang melahirkan perilaku individu.
Motif juga diartikan sebagai yang memberikan arahan dan energi pada perilaku. Arah dan energi inilah yang sering disebut juga dengan motivasi (movere[latin], to move, motive). Jadi sangat erat kaitannya antara kedua kata tersebut. Untuk membedakan secara rinci tergantung pada penggunaan kalimat saja, contoh;
Beberapa hari ini Andi belajar dengan giat*
*Kenapa Andi belajar dengan giat? Ada apa dengannya? [ Anda bertanya motif yang membuat Andi belajar dengan keras]. Adanya dorongan achievement motive (dorongan berprestasi) yang dimiliki oleh Andi membuat semangat belajar menjadi tinggi [motivasi Andi adalah mendaaptkan beasiswa dari sekolah]
2. Macam-Macam Motif
a. Motif tunggal, motif bergabung
Motif kegiatan,kegiatan kita dapat merupakan motif tunggal atau motif bergabung. Misalnya, mendengarkan Warta Berita RRI mungkin mempunyai motif yang umum,mungkin juga bermotif lain. Contoh lain,apabila seseorang menjadi suatu perkumpulan,maka motif-motifnya biasanya bergabung.
Dengan demikian, orang yang bersangkutan, mungkin mempunyai bermacam-macam motif yang sekaligus bekerja dibalik perbuatan,menggabungkan diri dalam organisasi itu, tetapi biasanya perbutan itu terdorong dengan satu motif utama dan beberapa motif tambahan yang mungkin, merupakan rincian,dari motif utama itu.
b. Motif biogenetis
Merupakan, motif yang berkembang pada diri orang dan berasal dari organismenya sebagai mahkluk biologis. Motif-motif biogenetis merupakan, motif-motif yang berasal dari kebutuhan-kebutuhan organisme orang demi kelanjutan,kehidupannya secara biologis. Motif biogenetis ini bercorak universal dan kurang terikat dengan lingkungan kebudayaan, tempat manusia itu berada dan berkembang. Contoh : lapar,haus, kebutuhan akan, kegiatan dan istirahat, mengambil nafas,buang air, dsb
c. Motif Sosiogenetis
Merupakan, motif-motif yang dipelajari orang dan berasal dari lingkungan, kebudayaan, tempat orang itu berada dan berkembang. Motif sosiogentis tidak berkembang dengan sendirinya tetapi berdasarkan interaksi sosioal dengan orang-orang atau hasil kebudayaan orang. Macam motif sosiogenetis banyak sekali dan berbeda-beda sesuai dengan perbedaan-perbedaan yang terdapat diantara berbagai corak kebudayaan di dunia. Contoh : keinginan untuk mendengarkan musik Chopin atau musik legong bali, keinginan untuk membaca sejarah Indonesia,keinginan untuk bermain sepak bola, dsb.
d. Motif Teogenetis
Motif yang berasal dari interaksi manusia dengan Tuhan seperti yang terwujud dalam ibadahnya dan dalam kehidupannya sehari-hari dimana ia berusaha merealisasikan,norma-norma agamanya. Sementara itu manusia memerlukan interaksi dengan Tuhanya untuk dapat menyadari akan tugasnya sebagai manusaia yang berketuhanan di dalam masyarakat yang heterogen. Contoh : keinginan untuk mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa ,keinginan untuk merealisasikan norma-norma agamanya menurut kitab suci, dll.
Menurut WoodWorth dan Marquis, 1957 (dalam DR.Nyayu khodijah,2006), motif itu dapat dibedakan menjadi 3, yaitu :
§ Motif yang berhubungan dengan kebutuhan Kejasmanian (organic needs), yaitu merpukan motif yang berhubungan dengan kelangsungan hidup individu atau ornanisme, misalnya motif minum,makan,kebutuhan pernafasan,seks,kebutuhan beristirahat.
§ Motif darurat (emergency motives), yaitu merupakan motif untuk tindakan-tindakan dengan segera karena sekitar menuntutnya, misalnya motif untuk melepaskan diri dari bahaya,motif melawan,motif untuk mengatasi rintangan-rintangan, motif untuk bersaing.
§ Motif obyektif (obyective motives) yaitu merupakan motif untuk mengadakan hubungan dengan kedaan sekitarnya, baik terhadap orang-orang atau benda-benda. Misalnya, motif eksplorasi,motif manipulasi,minat. Minat merupakan motif yang tertuju kepada sesuatu yang khusus.
Berikut ini adalah motif-motif yang timbul pada diri manusia ketika berkomunikasi :
· Motif informatif , yaitu segala sesuatu yang berhungan dengan hasrat untuk memenuhi kebutuhan akan ilmu pengetahuan
· Motif hiburan, yaitu hal-hal yang berkenaan untuk mendapatkan rasa senang
· Motif integrasi personal, merupakan motif-motif yang timbul akibat keinginan untuk memperteguh status, kredebilitas,rasa percaya diri,dll
· Motif integratif sosial, dimaksudkan untuk memperteguh kontak sosial dengan cara berinteraksi dengan keluarga,teman,orang lain
· Motif pelarian, merupakan motif pelepasan diri dari rutinitas,rasa bosan,atau ketika sedang sendiri.
3. Peranan Motif
Pada umumnya peranan motif dalam segala tingkah laku manusia besar sekali, misalnya saat kita sedang menonton televisi di malam hari. Pada saat itu sebenarnya banyak sekali suara yang bisa kita dengar selain suara televisi. Seperti : suara serangga malam,anjing yang menyalak,detik-detik jam dinding,suara kendraan lewat dan bunyi-bunyi lainya di malam hari. Semua itu secara obyektif bisa kuta dengar melalui telinga kita tapi, ketika kita sedang menonton televisi kita tidak menafsirkan suara lain karena perhatian kita dicurahkan kepada televisi. Dalam hal ini nyata benar bahwa kita tidak hanya mendengar dengan telinga,tetapi didalamnya juga terlibat minat dan perhatian kita yang mengarahkan kita untuk fokus terhadap televisi tersebut. Singkatnya, minat dan perhatian kita ditentukan oleh motif-motif yang terdapat pada kita pada waktu itu
Kesimpulan
Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa,motif merupakan suatu dorongan dan kekutan yang berasal dari dalam diri seseorang baik yang disadari maupun yang tidak disadiri untuk mencapai tujuan tertentu.
Motif dapat dibedakan menjadi 4 macam,yaitu :
· Motif tungal,motif bergabung
· Motif biogenetis
· Motif sosiogenetis
· Motif teogenetis
Sedangkan menurut Wood Wort dan Marquis, motif dibedakan menjadi, 3 yaitu :
· Motif yang berhubungan dengan kebutuhan kejasmanian (organis need)
· Motif darurat (emergenscy motives)
· Motif obyektif (obyective motives)
Motif memiliki peranan yang besar sekali dalam sagala tingkah laku manusia, misalnya saat sedang menonton tv di malam hari. Minat dan perhatian kita di tentukan oleh motif-motif yang terdapat pada kita waktu itu.
Pertanyaan
1. Jelasskan penertian motif menurut winkel?
2. Jelaskan pengertian motif secara umum?
3. Apa yang dimaksud dengan motif biogenetis dan motif sosiogenetis?
4. Motif-motif apa saja yang timbul pada diri manusia ketika berkomunikasi?
5. Jelaskan tentang peranan motif?
Jawaban
1. Motif adalah pengerak dalam diri seseorang untuk melakukan kegiatan tertentu demi mencapai tujuan tertentu.
2. Motif merupakan suatu dorongan dan kekuatan,yang berasal dari dalam diri seseorang baik yang disadari maupun tidak disadari untuk mencapai tujuan tertentu.
3. M otif biogenetis adalah motif yang berkembang pada diri orang dan berasal dari kebutuhan-kebutuhan organisme orang demi kelanjutan,kehidupannya secara biologis.
Motif sosiogenetis adalah motif-motif yang dipelajari orang dan berasal dari lingkungan, kebudayaan, tempat orang itu berada dan berkembang berdasarkan interaksi sosioal dengan orang-orang atau hasil kebudayaan orang.
4. Motif sangat mempengaruhi ketercapaian tujuan seseorang. Misalnya pada suatu waktu seseorang mempunyai motif untuk belajar, tetapi juga mempunyai motif untuk melihat film. Dengan keadaan demikian maka akan terjadi pertentangan atau konflik dalam diri orang tersebut antara motif yang satu dengan motif yang lain. Jadi, hal tersebut dapat menimbulkan konflik motif karena ada tujuan yang ingin dicapai sekaligus secara bersamaan yang dapat menimbulkan tujuan tersebut tidak tercapai.
TES
9:04:00 PM
NJW Magz
Bandung Indonesia
MOTIF MANUSIA
Sinau Sosiologi (Belajar Sosiologi)
Updated at:
9:04:00 PM
TES
»
Sinau Sosiologi (Belajar Sosiologi)