5. Petualangan

1. Status Sosial
Setiap
manusia dilahirkan dalam status sosial yang dimiliki oleh orang tuanya.
Apabila seseorang tidak puas dengan status sosialnya, maka ia dapat mencari kedudukannya sendiri di lapisan sosial yang lebih tinggi. Misalnya anak seorang kuli bangunan, karena giat belajar kini berhasil menjadi seorang guru teladan.

2. Kondisi Ekonomi
Banyak
orang yang hidup serba kekurangan, karena daerahnya tandus. Akhirnya
mereka melakukan urbanisasi untuk memperbaiki kehidupannya. Di daerah
tempat tinggal yang baru, seseorang telah berhasil mendapatkan
penghasilan yang cukup besar. Dengan penghasilannya itu dia kemudian dipandang baik oleh masyarakat sekitar dan kini dia digolongkan sebagai orang kaya.

3. Situasi Politik
Situasi
keamanan yang tidak kondusif dapat mempengaruhi penduduk untuk
meninggalkan negaranya, meskipun tanahnya subur. Misalnya, perang antara
elit politik di Korea Utara menyebabkan perpindahan penduduk warga
Korea Utara menerobos masuk ke Korea Selatan.

4. Pertambahan Penduduk
Laju
pertambahan penduduk yang pesat akan berdampak pada kehidupan
masyarakat, seperti lapangan pekerjaan menjadi sulit, pemukiman padat
dan lahan pertanian semakin terbatas. Misalnya, pada pemukiman padat dapat menimbulkan perpindahan penduduk dan pengangguran. Kondisi ini dapat merubah status dan stratifikasi sosial dalam masyarakat. Ada yang menjadi kaya atau miskin, ada yang mendapatkan jabatan tertentu tetapi ada juga yang kehilangan jabatan.

5. Petualangan
Adanya
keinginan untuk melihat daerah lain, akan mendorong manusia melakukan
mobilitas geografis dari satu tempat ke tempat lain. Ada juga orang yang
ingin mencoba menekuni usaha dan jenis pekerjaan baru. Bila
dia berhasil, maka akan meningkatkan status sosialnya di masyarakat.
Sebaliknya bila tidak berhasil, maka status sosialnya akan menurun.
Misalnya; seorang turis Belanda yang berprofesi wartawan di negaranya, karena
tertarik dengan keindahan Candi Borobudur, dia membeli rumah di sekitar
lokasi untuk ditempati dan disewakan. Kini dia sangat kaya di Indonesia
dari usahanya itu.

Saluran-saluran Mobilitas Sosial |
![]() |
Menurut Pitirim A. Sorokin, mobilitas sosial dapat dilakukan melalui beberapa saluran yang disebut sirkulasi sosial (social circulation). Saluran-saluran tersebut diantaranya: 1. Angkatan Bersenjata 2. Lembaga Keagamaan3. Lembaga Pendidikan 4. Organisasi Politik 5. Organisasi Ekonomi 6. Organisasi Keahlian ![]()
1. Angkatan Bersenjata
Angkatan bersenjata memiliki garis komando yang tegas, dimana para prajurit harus patuh sepenuhnya pada perintah atasan. Kenaikan
status seorang prajurit sangat bergantung pada kedisiplinan dan
intelektualnya, sehingga keberadaannya di masyarakat sangat dihargai.
Mereka dianggap sebagai pelindung masyarakat.
2. Lembaga Keagamaan
Para
tokoh agama mempunyai kedudukan yang terhormat di dalam masyarakat.
Mereka sering memberikan nasihat keagamaan sehingga keberadaannya lebih
dihargai oleh masyarakat.
![]()
3. Lembaga Pendidikan
Sekolah merupakan sarana yang konkrit untuk melakukan gerak vertikal, bahkan dianggap sebagai perangkat sosial (social elevator) dari kedudukan yang rendah menuju kedudukan yang tinggi.
4. Organisasi Politik
Partai
politik menjanjikan peluang yang besar dalam meningkatkan status sosial
seorang politikus yang profesional. Aktivitasnya yang sering berorasi
di depan umum dengan mengatasnamakan partai, membuat namanya terkenal,
sehingga keberadaannya lebih dihargai oleh masyarakat. Hal ini akan
mempengaruhi status sosialnya.
![]()
5. Organisasi Ekonomi
Organisasi ini bersifat relatif terbuka dalam meningkatkan status seseorang. Seperti pada
saat pemilihan Manajer Keuangan pada PT. Subur Ekonomi, beberapa orang
karyawan mencalonkan diri untuk posisi yang menjanjikan itu, mereka akan
gencar dalam berkampanye.
6. Organisasi Keahlian
Para profesional membentuk wadah untuk menampung aspirasi para anggotanya yang berprofesi sama. Misalnya; Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI), Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan sebagainya.
![]() |
Dampak Mobilitas Sosial |
![]() |
Apabila
pada masyarakat terjadi mobilitas yang kurang harmonis, maka akan
menimbulkan benturan-benturan nilai dan kepentingan sehingga berkembang
menjadi konflik. Ada tiga konflik sebagai dampak dari mobilitas sosial
diantaranya:
1. Konflik Antar Kelas Sosial
Dalam masyarakat terdapat kelas-kelas sosial (stratifikasi sosial). Apabila
terjadi perbedaan kepentingan antar kelas sosial maka dapat memicu
terjadinya konflik antar kelas sosial. Misalnya: konflik antara buruh
dan pemimpin perusahaan yang menuntut kenaikan upah sehubungan dengan
usaha mereka untuk menaikkan pendapatannya yang dapat berpengaruh pada status sosialnya.
2. Konflik Antar Kelompok Sosial
Kelompok sosial di dalam masyarakat dapat berdasarkan ideologi, profesi, agama, suku dan ras. Apabila salahsatu kelompok berusaha untuk menguasai kelompok lain
maka akan timbul konflik. Misalnya, konflik antara para tukang ojek
dengan para tukang becak dalam pembagian batas daerah penumpang
(konsumen).
3. Konflik Antar Generasi
Konflik
yang terjadi karena adanya benturan nilai dan kepentingan antara
generasi yang satu dengan generasi yang lain dengan nilai-nilai baru
yang ingin mengadakan perubahan.
Contoh: Seorang
anak wanita dimarahi bapaknya karena berpakaian seksi. Konflik yang
berkepanjangan akan merugikan pihak-pihak yang berkonflik. Apabila mereka menyadari
hal itu maka mereka akan melakukan suatu usaha penyesuaian yang
didasarkan toleransi. Hal ini disebut dengan akomodasi. Demikianlah
materi tentang mobilitas sosial ini. Semoga Anda dapat lebih memahami
dan mencoba mengamati dalam kehidupan di sekitar kita.
![]() |