Didalam
dunia perwayangan para filsuf dijaman Yunani kuno, ada gossip bahwa
ketika Plato menjadi murid Socrates, ia sempat berselingkuh dengan istri
Socrates. Konon gossip dan rumor ini tidak mendapatkan kejelasan hingga
hari ini. Ada dua teori. Yang pertama, konon istri Socrates lebih tua
dari Plato, dan tidak memiliki daya tarik fisik, yang membuat Plato
tertarik dengan istri Socrates. Dan terori yang kedua, karena Socrates
memiliki sikap untuk membuat tuli dirinya sendiri. Alias menutup diri
rapat-rapat terhadap rumor dan gossip itu.
Alkisah
ceritanya begini. Konon, suatu hari teman dekatnya Socrates dengan
penuh semangat mendatangi Socrates. Lalu katanya, “Socrates, tahukah
engkau tentang cerita terbaru dari salah seorang murid mu ?” Socrates
tersenyum. Lalu ia berseru,”Sebelum engkau bercerita. Saya punya satu
ujian kecil. Saya menyebutnya 3 ujian !” “Ujian apa ?” tanya teman Socrates.
“Mudah koq, ujian-nya” jawab Socrates. “Yang pertama disebut Ujian Kebenaran. Apakah engkau yakin seyakin-nya,
bahwa apa yang akan engkau sampaikan padaku ini, memang benar terjadi
?” Teman Socrates menggeleng, “Yaaah, tidak. Aku hanya mendengarnya dari
orang lain juga koq !” Socrates tersenyum, “ Engkau ngak yakin kan ?
Nah, ujian kedua, disebut Ujian Kebaikan. Apakah kabar yang hendak kau
sampaikan, adalah kabar yang baik tentang muridku ?” Teman Socrates
mukanya menjadi merah, dan kembali menggeleng. “Wah, justru terbalik !”
Socrates menimpali, “Artinya kabar buruk dan jelek, yang kamu sendiri tidak yakin akan kebenaran-nya ?” Teman Socrates menjadi tersipu-sipu dengan ucapan Socrates yang menohok itu.
Akhirnya
Socrates melanjutkan, “Ujian yang terakhir, adalah Ujian Keguna-an.
Apakah kabar yang hendak kau sampaikan kepadaku, adalah kabar yang
berguna ?” Teman Socrates, sudah terlanjur dibikin malu. Dengan suara
perlahan ia menjawab: “Barangkali, memang tidak aka nada gunanya buat
engkau, Socrates” Menurut cerita, akhirnya Socrates menyimpulkan, “
Kalau engkau hendak menyampaikan kabar padaku yang belum tentu benar,
belum tentu baik, dan belum tentu berguna, apa gunanya kabar itu bagiku
?” Dengan gontai teman Socrates permisi meninggalkan Socrates. Ia merasa
malu dan dikalahkan oleh Socrates yang bijaksana. Sialnya gara-gara
Socrates bertindak bijaksana dengan membuatnya tuli, ia konon menjadi
tidak pernah tahu kalau Plato berselingkuh dengan istrinya. Begitulah
gosipnya.
Cerita
diatas tentu saja sudah sangat berlainan dengan realita jaman sekarang.
Berkat tekhnologi, gossip dan rumor atau berita apa saja, bisa menyebar
dengan cepat sekali. Terkadang memicu emosi dan menciptakan kejadian
yang fenomenal. SMS yang pertama dikirim dan mengudara pada tahun 1992.
Setelah itu, SMS menjadi alat vital sejarah. Tahun 2010, konon ada 6,1
trilyun SMS terkirim diseluruh dunia. Pada tahun 2001, gara-gara SMS,
700.000 massa di Philipines tergerak untuk mengikuti demonstrasi
menggulingkan presiden Joseph Estrada yang sedang berkuasa. Demonstrasi
itu berhasil dengan luar biasa. Akibatnya wapres Gloria Macapagal Arroyo
menjadi presiden berkat revolusi SMS itu.
Di
Spanyol, sebelum pemilu tahun 2004, terjadi serangan teroris yang
menewaskan 202 orang. Kaum oposisi yang dimotori oleh partai Sosialis
ingin menggunakan momentum ini untuk memenangkan pemilu. Hanya saja,
peraturannya, sebelum Pemilu, harus ada minggu tenang, dan dilarang
kampanye. Aktivis di Spanyol lalu menggunakan SMS untuk berkampanye.
Hasilnya transmisi SMS naik 40%, dan partai Sosialis berhasil
memenangkan pemilu itu.
SMS
juga digunakan secara popular misalnya untuk memilih pemenang American
Idol. Konon SMS yang terkirim bisa berkisar antara 60 juta SMS hingga 78
juta SMS. Bayangkan saja berapa nilai penghasilan yang didapatkan dari
SMS itu ? Celakanya semua tekhnologi memiliki 2 sisi, seperti pedang
bermata dua, yang tiap tepinya sama-sama tajam. Satu untuk kebaikan kita
bersama. Sedang satu sisinya lagi dapat disalah gunakan untuk kejahatan
apa saja.
Bank
Indonesia sejak 26 Januari 2011, membuka hotline tentang pengaduan SMS
yang agresif dan mengusik kenyaman konsumen dengan penawaran-penawaran
KTA atau Kredit tanpa Anggunan. Dan hanya kurang dari sebulan, Bank
Indonesia mengaku telah menerima sekitar 9.000 laporan pengaduan
nasabah. Keributan dan huru hara kemarin di Temanggung, konon juga
dipicu oleh SMS yang dikirim secara berantai. Banyak lagi cerita tentang gossip dan rumor yang menyebar lewat SMS secara tidak bertanggung jawab.
Tiap
hari kita di bom oleh informasi dan pesan yang masuk secara visual,
audio, sms, internet,dan bentuk-bentuk lainnya. Pesan yang masuk ini
dicerna oleh otak kita dan sekaligus membuat lelah otak kita. Sebagian
besar informasi yang tidak berguna hanya akan menjadi polusi dan
menghabiskan waktu kita. Dan kita kehilangan waktu untuk hal-hal yang
lebih berguna. Pesan-pesan searah seperti SMS dan BBM, membuat kita
kehilangan keintiman berkomunikasi. Tali silahturahmi kita terputus.
Sampai-sampai SMS pun dipakai sebagai alat untuk bercerai dan memutus
hubungan kerja. Tekhnologi yang dianggap praktis ini percaya atau tidak
telah merusak tatanan budaya kita. Secara perlahan dan pasti.
Andaikata
saja, kita semua belajar dari Socrates, secara bijak untuk membuat diri
kita tuli terhadap sejumlah pesan dan informasi yang masuk setiap
harinya. Dengan mengujinya secara sederhana. Apakah informasi itu benar ?
Apakah informasi itu baik ? Dan apakah informasi itu berguna ? Maka
hidup ini barangkali akan terasa lebih damai dan nyaman. Kita semua akan
lebih berbahagia !